Moslemtoday.com : Sidang isbat yang digelar Kementerian Agama (Kemenag) dinilai hanya menghabiskan anggaran negara dalam jumlah besar. Menanggapi hal itu, Kasubdit Hisab Rukyat dan Pembinaan Syariah Kemenag Ismail Fahmi menyebut anggaran sidang isbat sudah sesuai dengan aturan yang ditentukan.
Mulanya, Ismail menyinggung ada pernyataan yang menyebut anggaran sidang isbat mencapai Rp 9 miliar. Namun, ia mengatakan, pernyataan tersebut berhasil dibantah dengan data.
"(Anggaran) kita pernah dibilang 9 miliar. Itu kan fitnah akhirnya. Masyarakat tahu," ujar Ismail kepada wartawan usai menghadiri forum diskusi bertajuk Kriteria Baru MABIMS dalam Penentuan Awal Ramadan di Kantor BRIN, MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (8/3/2024).
Ismail menyebut, anggaran untuk sidang isbat pun sudah tepat karena sudah diatur dengan Standar Biaya Umum (SBU) yang dikeluarkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
"Lalu sekarang gimana, apakah menghabiskan anggaran yang besar? Bisa dilihat kok, anggaran kita itu 'kan terbuka, bisa dilihat berapa anggarannya," katanya.
"Kita undang semua ormas datang agar apa? Fitnah yang ada tidak terjadi, oh ternyata anggarannya tepat, oh ga kemahalan 'kan gitu," sambung dia lagi.
Sebaliknya, Ismail menyebutkan sidang isbat justru menjadi sarana untuk menaikkan ekonomi masyarakat. Berdasarkan penuturannya, tiap penyelenggaraan sidang isbat melibatkan usaha katering hingga jasa dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
"Kita menyediakan makanan. Makanan kita pilihin katering-katering lokal karena orang hadir, kan harus ada makanannya juga, kan gitu. Itu istilahnya untuk membangkitkan ekonomi umat," paparnya.
Selain itu, Ismail mengatakan sidang isbat tidak bisa dianggap sebelah mata karena di dalamnya ada wujud forum silaturahmi internasional.
"Di forum sidang kita manggil duta besar lho, jadi forum silaturahmi internasional. Negara-negara Islam itu semuanya kumpul, kan forum silaturahmi bagus. Nanti di dalamnya bisa saja ada ide-ide lain. Makanya saya berharap kalau kita undang, datang, kita lihat apa yang terjadi di dalamnya," ungkap dia.
Lebih lanjut, Ismail menyebut gelaran sidang isbat tujuannya untuk mengakomodir metode penentuan awal bulan Hijriah yang berbeda yakni, hisab dan rukyat. "Kita tidak boleh egois. Sidang isbat ini mengakomodir hisab dan rukyat, kalau kita ngomong yang hisab doang, nyinggunglah. Nyinggung tetangga ormas. Kan kita harus moderat," katanya.
Meski demikian, Ismail menyayangkan anggaran besar untuk sidang isbat disikapi dengan sentimen negatif. Sebaliknya, ia berpendapat, sudah sepatutnya negara siap memberikan anggaran sebesar apapun untuk sidang isbat yang manfaatnya untuk kepentingan umat.
"Bagi saya kalau untuk kepentingan umat berapapun kami siap berikan. Saya berharap, untuk kepentingan umat tidak ada harganya, berapa pun anggarannya, negara harus siap. Jangan sampai dikorupsi," pungkasnya. ***
Indonesian Islamic News Agency (IINA)