Moslemtoday.com : Padang - Mengenakan cadar merupakan penampilan keseharian wartawati Sumbar pemegang kartu Wartawan Utama, dari media massa www.sumbarfokus.com, bernama lengkap Sisca Oktri Santi.
Perempuan dengan panggilan akrab Yeyen ini membuktikan, cadar bukan halangan dirinya mencapai prestasi berupa apresiasi penghargaan, yang ia dapat dari kepolisian, di tengah stigma yang melekat di masyarakat terkait keberadaan perempuan bercadar yang kadang berkonotasi negatif.
Baru-baru ini, diserahkan langsung oleh Kapolda Sumbar, yang saat itu juga sedang menjelang masa purna tugas, Irjen Pol Suharyono, penghargaan diberikan kepada Yeyen, terkait dinilai baiknya loyalitas dan dedikasi publikasi berita-berita kepolisian yang dilakukan. Dia, bersama dua rekan lainnya yang ikut menerima penghargaan di hari itu, dianggap berjasa dalam menyebarluaskan informasi program dan kegiatan Kepolisian Daerah Sumbar.
Diketahui, dalam dunia jurnalistik, penghargaan kerap menjadi bentuk apresiasi atas dedikasi insan pers dalam menyampaikan informasi yang akurat dan bermakna. Inilah yang dilakukan Polda Sumbar. Mengapresiasi awak pers dalam hal ini, sekaligus juga mendorong terus meningkatnya kualitas publikasi yang dilakukan oleh pers.
"Mengapa penghargaan ini penting? Media memegang peran vital dalam menyampaikan informasi yang benar dan edukatif. Di tengah derasnya arus informasi, media yang berkualitas adalah pelita bagi masyarakat untuk memahami isu-isu yang terjadi di sekitar mereka, termasuk yang berhubungan dengan tugas-tugas kepolisian seperti operasi keamanan, edukasi hukum, hingga pelayanan masyarakat," urai Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Dwi Sulistyawan
Namun, penghargaan kepada wartawan bukan hanya soal formalitas atau hubungan baik semata. Ada makna mendalam di baliknya. Dengan memberikan penghargaan, Polda Sumbar sebenarnya menunjukkan pengakuan terhadap media sebagai mitra strategis dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Penghargaan ini juga menjadi simbol sinergi antara Kepolisian dan insan pers yang, jika dikelola dengan baik, dapat menciptakan ekosistem informasi yang sehat.
Baginya, penghargaan ini bukan hanya pengakuan atas kerja keras, tetapi juga motivasi untuk terus menghasilkan karya jurnalistik yang bermanfaat. Ini adalah cerminan dari semangat jurnalisme yang bertanggung jawab, yang tidak hanya menyampaikan fakta tetapi juga membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya hukum dan keamanan.
Namun demikian, apresiasi ini juga harus menjadi pengingat bahwa tanggung jawab media tidak boleh berhenti hanya pada pengakuan semata. Tugas besar media adalah menjaga independensi dan integritas dalam menyampaikan berita. Kolaborasi dengan institusi seperti Kepolisian adalah hal yang baik, tetapi harus diiringi dengan sikap kritis untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan benar-benar akurat dan tidak berpihak.
Ke depan, sinergi antara Kepolisian dan media, seperti yang diharapkan oleh Kabid Humas Kombes Pol Dwi Sulistyawan, perlu terus diperkuat. Tapi, sinergi ini harus tetap berdasarkan prinsip saling menghormati peran masing-masing. Media harus menjadi mitra yang konstruktif tanpa kehilangan kebebasan dan keberanian untuk menyampaikan kebenaran.
Penghargaan yang diberikan Polda Sumbar ini adalah langkah maju yang patut diapresiasi. Di tengah tantangan zaman yang penuh dengan missinformasi, kerja sama harmonis antara Kepolisian dan media bisa menjadi contoh bagaimana dua pihak dengan fungsi berbeda dapat bersatu untuk kepentingan masyarakat luas. Sebab, pada akhirnya, baik Kepolisian maupun media memiliki tujuan yang sama: menciptakan masyarakat yang aman, adil, dan terinformasi dengan baik. (DLH/YYN)
