Jakarta – Ketua Umum Partai Golkar yang juga menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menanggapi isu mengenai kemungkinan perombakan atau reshuffle Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto. Bahlil menegaskan bahwa keputusan terkait reshuffle merupakan hak prerogatif presiden.
“Menyangkut dengan apa yang ditanyakan tentang hak prerogatif presiden. Jadi gini, menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Bapak Presiden,” ujar Bahlil saat ditemui di sela-sela pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Golkar di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, pada Sabtu (8/2/2025).
Lebih lanjut, Bahlil menegaskan bahwa dirinya menyerahkan sepenuhnya keputusan tersebut kepada Presiden Prabowo. Menurutnya, seorang menteri tidak seharusnya memberikan komentar di luar batas kewenangannya.
“Karena itu adalah hak prerogatif Presiden. Jadi, semuanya diserahkan kepada Pak Presiden. Jangan kita mengomentari atau bertindak melampaui batas kewenangan,” kata Bahlil.
Sementara itu, isu mengenai reshuffle kabinet semakin menguat setelah muncul kritik terhadap kebijakan Bahlil sebagai Menteri ESDM. Pengamat politik sekaligus Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas, menilai bahwa Bahlil layak untuk diganti karena kebijakan terkait distribusi gas LPG 3 kg yang dinilai mempersulit masyarakat kecil dan berdampak negatif bagi pemerintahan Presiden Prabowo.
“Kebijakan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengenai gas LPG 3 kg membuat polemik dan kegaduhan yang dianggap mempersulit rakyat kecil dan menghilangkan salah satu sumber pendapatan pedagang kecil,” ujar Fernando pada Kamis (6/2/2025).
Selain itu, kebijakan tersebut juga dikaitkan dengan antrean panjang masyarakat di pangkalan penjualan elpiji, yang bahkan berujung pada insiden tragis. Seorang warga bernama Yonih (62) dilaporkan meninggal dunia usai mengantre untuk membeli tabung gas LPG 3 kg di Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
“Akibat dari kebijakan Bahlil tersebut, dampaknya sangat negatif bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Saya ragu Bahlil benar-benar loyal kepada Presiden Prabowo dan ingin pemerintahannya berhasil sampai akhir masa jabatannya,” tambah Fernando. (DLH/GPT)