Solo, 21 April 2025 — Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), menegaskan bahwa tidak ada istilah "matahari kembar" dalam kepemimpinan nasional. Pernyataan ini disampaikannya untuk merespons isu yang berkembang terkait adanya dugaan dualisme kepemimpinan pasca-Lebaran.
“Mengenai matahari kembar, enggak ada yang namanya matahari kembar. Matahari itu hanya satu, yaitu Presiden Prabowo Subianto. Sudah itu jelas,” ujar Jokowi di kediamannya di Jalan Kutai Utara No.1, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Senin (21/4/2025).
Pernyataan tegas tersebut sekaligus membantah isu yang menyebutkan adanya peran ganda dalam kepemimpinan nasional, menyusul banyaknya menteri dan wakil menteri yang mendatangi kediaman Jokowi selama masa Idulfitri dan bulan Syawal.
Jokowi menjelaskan bahwa kedatangan para pejabat tersebut semata-mata merupakan bentuk silaturahmi dalam suasana Lebaran dan tidak memiliki muatan politik.
“Silaturahmi di hari Lebaran itu hal yang baik. Apa yang salah dengan bersilaturahmi? Kepada siapa pun boleh,” ucap Jokowi.
Ketika ditanya lebih lanjut apakah kunjungan tersebut disertai permintaan saran atau masukan dari para menteri, Jokowi menepis dugaan tersebut dan menegaskan bahwa pertemuan itu bersifat informal.
“Mereka hanya menyebut saya mantan bos, karena dahulunya memang saya presiden mereka. Jadi ini silaturahmi biasa, dan itu sangat baik,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Jokowi juga mengungkapkan bahwa dirinya telah berkomunikasi langsung dengan Presiden Prabowo Subianto pada hari pertama Lebaran. Meskipun dilakukan melalui video call, komunikasi tersebut berlangsung cukup lama dan hangat.
“Sudah (silaturahmi), hari pertama Lebaran. Video call cukup lama dengan beliau (Presiden Prabowo), juga dengan Pak Ma’ruf Amin,” ungkapnya.
Diketahui, sejak hari pertama Idulfitri hingga pekan lalu, sejumlah pejabat tinggi negara mendatangi kediaman pribadi Jokowi di Solo. Beberapa di antaranya adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer, serta Wakil Menteri Pertanian Sudaryono.
Kunjungan tersebut memicu spekulasi tentang adanya "matahari kembar" atau dualisme kekuasaan. Namun, melalui pernyataannya yang lugas dan tegas, Jokowi menepis seluruh spekulasi tersebut dan menegaskan bahwa satu-satunya pemimpin bangsa saat ini adalah Presiden Prabowo Subianto. (DL/GPT)